TUGAS MATA KULIAH HUMAS
ANALISIS DAN WAWANCARA KEGIATAN KEHUMASAN
DI SMK KETINTANG SURABAYA
Oleh:
PK 09 A
1. Rika Rahmawati 098 554 001
2. Febriani Tri Kusumawardani 098 554 012
3. Mutiara Hadi Pancorowati 098 554 022
4. Ika Nur Afia 098 554 042
5. Wiwik Retnoningsih 098 554 043
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, rahim, dan petunjuk-Nya sehingga Laporan Observasi dan Interview ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selesainya tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Perancangan dan penulisan Laporan Observasi dan Interview dapat berjalan lancar karena adanya bantuan, bimbingan, dorongan moril, dan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait. Oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Observasi dan Interview ini terutama kepada yang terhormat :
1. Allah SWT, Rosul, Malaikat, Nabi, beserta pengikut-Nya.
2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, sehingga Laporan Observasi dan Interview ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Hj. I.G.A Ajunitya Dharmani,SE, M.Si. selaku dosen Hubungan Masyarakat yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Observasi dan Interview ini.
4. Kepala sekolah, wakasek kehumasan, guru tata usaha, dan guru bimbingan konseling yang telah memberi bimbingan dan arahan pada penulis selama observasi berlangsung.
5. Semua pihak baik secara langsung atau tidak telah membantu penulis menyelesaikan Laporan Observasi dan Interview ini.
Dalam penyusunan Laporan Observasi dan Interview ini telah diupayakan sebaik mungkin, namun karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan, Laporan Observasi dan Interview ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak guna mengembangkan lebih lanjut. Harapan dari penulis Laporan Observasi dan Interview ini agar dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surabaya, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
I.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
I.4 Ruang Lingkup .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Kondisi Obyektif Sekolah ........................................................................ 3
II.2 Pengertian Humas ..................................................................................... 4
II.3 Hubungan Humas Smk Dengan Lingkungan Sekitar ................................... 9
II.4 Peran Pihak Humas Sekolah ..................................................................... 9
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
III.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sosial salah satu sektor yang terpenting adalah pendidikan. Pendidikan diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta menciptakan dan mencetak generasi penerus yang berkualitas. Seperti yang telah banyak kita ketahui pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia. Mungkin sebagian daripada kita mengetahui apa sebenarnya pendidikan itu. Namun pada batasan-batasan tertentu terdapat bermacam-macam pengertian yang diberikan.
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Banyaknya didirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia, baik Negeri maupun swasta yang menawarkan berbagai program kompetensi menarik, plus sarana dan prasarana memadai, menjadikan SMK sebagai alternatif tempat belajar pilihan saat ini. SMK Ketintang 1 contohnya, lembaga sekolah satu ini meskipun swasta namun tak mau kalah dalam urusan mencetak anak didiknya menjadi tenaga-tenaga ahli professional.
Di sinilah pentingnya dari pada sistem tersebut yang salah satunya adalah manajemen humas, bagaimana hubungan humas pendidikan mampu bersinergi dengan keberadaan sekolah sebagai sebuah institusi dalam pendidikan, hubungan yang diharapkan tentunya bagaimana dengan keberadaan humas komunikasi yang diharapkan anatara pelaku-pelaku pendidikan dengan pengguna jasa pendidikan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Berikut ini adalah penjelasan dari pada hubungan humas pendidikan dengan sekolah sebagai institusi pendidikan.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan humas internal?
b. Apakah yang dimaksud dengan humas eksternal?
c. Bagaimana hubungan humas sekolah dengan lingkungan sekitar?
d. Bagaimana peran pihak humas sekolah?
I.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penulisan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan humas internal,
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan humas eksternal,
c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan humas sekolah dengan lingkungan sekitar,
d. Untuk mengetahui peran pihak humas sekolah.
I.4 RUANG LINGKUP
Penulisan laporan ini hanya mengulas secara khusus tentang masalah kehumasan di Sekolah Menengah Kejuruan Ketintang, Surabaya.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 KONDISI OBYEKTIF SEKOLAH
A. IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah : SMK Ketintang Surabaya
2. NSS/NDS : 344050611011 / 4305301101
3. Status : Terakreditasi B
4. Alamat Sekolah : Jl. Ketintang 147-151 Surabaya
Telp (031) 8284121 – 8293897
Fax (031) 8293897
Email : smkketintang@yahoo.com
5. Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
6. Program Keahlian : - Administrasi Perkantoran
- Akuntansi
- Penjualan
7. Kepala Sekolah
Nama : Drs. BAmbang Pudjoantoro
SK Yang Mengangkat : Ketua Umum Yayasan
8. Nama Yayasan
Nama Ketua Umum Yayasan : Drs. H. Soeranto
Alamat Yayasan : Jl. Ketintang 147-151 Surabaya
Telp (031) 8283017
9. Komite Sekolah
Nama Ketua Komite : Drs. Fanani Machmud
B. SASARAN
Seluruh siswa sejumlah 1572 orang
C. VISI DAN MISI
1. Visi
SMK Ketintang menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan dengan SDM yang handal, peralatan yang mendukung UPS dengan prinsip kewirausahaan dan tamatan yang mampu bersaing.
2. Misi
- Proses pelaksanaan pendidikan dan latihan (pembelajaran) tertib dan lancar.
- Menggalang kerjasama dengan DU/DI, instansi serta Asosiasi profesi dalam pelaksanaan PSG.
- Mewujudkan kondisi sekolah dan iklim kerja dan kondusif dengan penuh kekeluargaan.
- Menyiapkan siswa memiliki kompetensi untuk memasuki lapangan kerja, mampu berkarier dan mengembangkan diri.
II.2 PENGERTIAN HUMAS
II.2.1 HUMAS INTERNAL
Humas internal adalah suatu usaha atau kegiatan dari organisasi untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik lingkungan dalam organisasi untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup organisasi itu.
Humas internal di SMK Ketintang berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya, hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa indikator seperti:
· Jika ada informasi penting yang harus disampaikan oleh sekolah kepada siswa, maka informasi tersebut disampaikan melalui pengeras suara dari kantor yang langsung tersambung ke tiap-tiap kelas.
· Hubungan antar siswa yang satu dengan yang lain di setiap jurusan di SMK Ketintang bisa dikatakan baik. Hal ini terlihat dari antusias mereka ketika mengikuti perlombaan jurnalis yang diwakili dari berbagai jurusan.
II.2.2 HUMAS EKSTERNAL
Humas eksternal adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara citra sekolah dan saling pengertian antara sekolah /lembaga pendidikan dengan segi Kemajuan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi isu pokok dalam pembangunan negara. Bahkan sekarang ini isu pendidikan telah menjadi isu politik yang cukup menarik untuk ditawarkan ke masyarakat terutama pra Pemilu mendatang. Masalah klasik pendidikan yang selalu menjadi perhatian dari tahun ke tahun seperti mutu pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat menjadi masalah yang relevan untuk dibahas. Terutama efisiensi pemanfaatan sumber daya bagi siswa sekolah setelah lulus di dunia kerja.
Banyaknya didirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia, baik Negeri maupun swasta yang menawarkan berbagai program kompetensi menarik, plus sarana dan prasarana memadai, menjadikan SMK sebagai alternatif tempat belajar pilihan saat ini. SMK Ketintang 1 contohnya, lembaga sekolah satu ini meskipun swasta namun tak mau kalah dalam urusan mencetak anak didiknya menjadi tenaga-tenaga ahli professional. Menurut Drs. Bagus Lelono Kalis yang menjabat sebagai Waka Kurikulum, SMK Ketintang I sengaja membuat program-program khusus untuk menjadi wadah bagi siswa yang mempunyai kompetensi dibidangnya masing-masing. Dan untuk mendukung kompetensi siswa tersebut, sekolah melengkapinya dengan sarana dan prasarana yang lengkap termasuk infrastruktur untuk dunia maya yaitu internet.
Bidang Keahlian
Sekolah yang jumlah siswanya 413 orang ini memiliki 3 bidang keahlian, Akutansi, Administrasi, dan Penjualan. Dari ketiganya, yang paling banyak diminati oleh para siswa adalah Akutansi dengan siswa sebanyak 150 orang. Administrasi 126 orang, dan sisanya adalah Penjualan dengan siswa berjumlah 137 orang.
Untuk mensukseskan program pemerintah yang tidak mentolerir siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak memiliki kompetensi keahlian, maka SMK Ketintang I tidak tanggung-tanggung untuk merangkul beberapa perusahaan besar semacam Gramedia dan Ramayana sebagai tim penguji dibidang Penjualan, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) untuk bidang Akuntansi dan Ikatan Sekretaris Indonesia (ISI) sebagai tim penguji kompetensi Administrasi Perkantoran. Alhasil, nilai siswa SMK Ketintang I rata-rata 8, padahal prasyarat kelulusan SMK ditetapkan minimal nilai tujuh untuk uji kompetensi keahlian disamping tiga mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN).
Hasil ini patut diperhitungkan mengingat banyaknya persaingan antara Sekolah Kejuruan yang mengedepankan kualitas dan metode-metode mutakhir dalam bidang keahlian. SMK Ketintang I memiliki banyak tenaga ahli dan guru-guru produktif yang mumpuni.
Praktek Langsung
Siswa SMK Ketintang I Surabaya begitu antusias dalam mengikuti semua program keahlian karena metode yang dipakai oleh SMK Ketintang I berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya. Salah satunya adalah dengan mengadakan praktek langsung seperti bazaar untuk bidang Penjualan yang diadakan di lapangan sekolah selama satu Minggu. Acara itu terbilang cukup sukses karena barang-barang yang ditawarkan adalah produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat sehari-hari. Alhasil, pengunjung pun tidak hanya dari kalangan siswa saja, tetapi masyarakat sekitar sekolah juga turut berpartisipasi. Menariknya lagi, sang peninjau sekaligus pengujinya adalah dari pihak Gramedia dan Ramayana.
Dalam praktek uji kompetensi bazaar tersebut, disinilah siswa bidang keahlian Penjualan dituntut untuk membuat perencanaan, menjual barang dagangan dan bagaimana caranya supaya barang dagangan habis terjual, dan membuat laporan hasil akhir penjualan.
Dengan tanpa campur tangan dari para guru dan pembimbing, para siswa begitu mahir dalam mengolah barang dagangan, mulai dari membuat konsep dagangan, menata, memasarkan barang ke konsumen bahkan membuat perencanaan untuk promosi. Hasil bazaar yang diadakan itu terbilang cukup sukses.
Sementara untuk kompetensi Akuntansi, tugas siswa yaitu mengolah dan menyusun jurnal, memasukkan data dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bidang accounting. Untuk kompetensi bidang Administrasi perkantoran, tugas siswa adalah mengolah dokumen termasuk menyusun dan mengatur dinas kepemipinan.
Setelah melalui berbagai praktek, per satu tahun sekali kemampuan tiap siswa akan diuji menggunakan materi keahlian masing-masing. Bersamaan dengan itu, saat presentasipun siswa harus memperesentasikannya dengan menggunakan bahasa Inggris di hadapan tim penguji.
The Best Ten
Begitu ketatnya persaingan antar lembaga-lembaga pendidikan terutama SMK sebagai salah satu sekolah keahlian, maka Drs. Bagus Lelono Kalis menyikapinya dengan tenang. “Justru dengan adanya persaingan antar lembaga Sekolah Kejuruan, saya bisa semakin termotivasi untuk memajukan sekolah saya,” tuturnya. Lelaki yang hobi membaca dan menulis ini mengaku kalau SMK Ketintang I seringkali masuk dalam 10 besar pada setiap lomba keterampilan siswa yang diadakan di Jawa Timur. Seperti halnya pada lomba yang diadakan di Jember, kompetensi bidang Penjualan terpilih di urutan ke-7 sementara Administrasi Perkantoran masuk pada peringkat 10 dari 57 peserta yang mengikuti lomba. “Itu adalah sesuatu yang sangat membanggakan buat kami,” imbuhnya bangga.
SMK Ketintang I yang lebih mengutamakan kompetensi dan kualitas sesuai slogannya Be competence and quality, yaitu memberi bekal kepada setiap siswa lulusan untuk diterima di dunia kerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Jadi, anggap saja SMK Ketintang I mendidik sembari menciptakan tenaga kerja setengah jadi, artinya apabila tidak bisa melanjutkan sekolah, minimal sudah memiliki bekal ketrampilan dan siap untuk bekerja. Disinilah tugas SMK Ketintang I terpenuhi yaitu bisa memenuhi ketercapaian kompetensi tamatan, dan sekaligus sebagai pemenuhan atas amanat UU Pendidikan pasal 61 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. nap elemen yang berada di luar lingkungan sekolah.
II.3 HUBUNGAN HUMAS SMK DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR
Dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat, humas memiliki tugas yang tidak ringan. Membangun dan mempertankan stigma sebuah lembaga pendidikan sangat bergantung kepada kontribusi humas lembaga yang bersangkutan.
Upaya strategis dan menyeluruh untuk mengoptimalkan tugas komunikasi dalam melaksanakan fungsi kedalam (menciptakan suasana harmonis) dan fungsi keluar (membangun kepercayaan yang baik dari khayalak dan mitra usaha dalam rangka mempertahankan citra positif).
Bentuk nyata peran humas dengan lingkungan sekitar adalah mengikutsertakan petugas keamanan yang terdiri dari tiga orang satpam sift pagi sebanyak dua orang dan sift siang satu orang. Begitu juga dengan tugas kebersihan sebanyak lima orang. Kesemua personil tersebut direkrut dari warga sekitar sekolah.
Dan aksi nyata lain salah satunya adalah dengan mengadakan praktek langsung seperti bazaar untuk bidang Penjualan yang diadakan di lapangan sekolah selama satu Minggu. Acara itu terbilang cukup sukses karena barang-barang yang ditawarkan adalah produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat sehari-hari. Alhasil, pengunjung pun tidak hanya dari kalangan siswa saja, tetapi masyarakat sekitar sekolah juga turut berpartisipasi.
II.4 PERAN PIHAK HUMAS SEKOLAH
a. Sebagai Alat Komunikasi Internal dan Eksternal Sekolah
Adapun humas sebagai alat komunikasi internal adalah, kegiatan humas internal lebih kepada membangun komunikasi dan distribusi informasi ke dalam personal di lembaganya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengkomunikasikan dan memfasilitasi disposisi Kepala Sekolah yang berhubungan dengan manajemen sekolah.
2. Mengkomunikasikan setiap aspirasi dari para guru, karyawan, maupun siswa kepada pihak manajemen sekolah.
3. Menginformasikan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen sekolah.
4. Menginventarisir potensi sumber daya manusia yang ada sesuai dengan kompetensi profesi dan kompetensi umum untuk mengikuti seminar atau pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas.
5. Menyelenggarakan rekreasi guru dan karyawan yang bertujuan untuk refreshing, dengan harapan akan terhindar dari jebakan kejenuhan rutinitas kerja.
Lebih lanjut komunikasi internal bagi humas di sekolah ada tiga macam. Yang pertama adalah alat komunikasi kebawah (downward communication), yakni dari pihak manajemen atau pemimpin kepada bawahan atau karyawan, yang kedua adalah komunikasi ke atas (upward communication), yaitu dari pegawai ke pihak manajemen atau kepad pimpinan, yang ketiga adalah komunikasi sejajar (sideways communication), yaitu komunikasi yang berlangsung antar pegawai atau antara sesama pegawai.
Tingkat efektivitas dari pada humas internal sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
1. Keterbukaan pihak manajemen,
2. Kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting
komunikasi dengan para pegawai, dan
komunikasi dengan para pegawai, dan
3. Keberadaan seorang manajer komunikasi (manajer humas) yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber-sumber daya teknis yang modern.
Sebagai alat komunikasi, maka sangat diperlukan alat dalam menyampaikan informasi tersebut, semakin bervariasinya alat komunikasi maka semakin mudah cara kerja dari pada humas, namun pemilihan alat bantu komunikasi haruslah dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Diantara media alat bantu komunikasi yang dapat digunakan antara lain: juraal internal, papan pengumuman, jaringan telepon internal, kotak saran, obrolan langsung, dan Iain-lain.
Adapun sebagai alat komunikasi eksternal adalah humas berhubungan dengan pihak-pihak yang masih ada hubungan dengan pendidikan, secara sederhana humas berinteraksi dengan khalayak pendidikan yaitu, komite sekolah, pemerintah, wali murid, institusi luar, perusahaan, bisa juga LSM, dan juga media dan wartawan yang mengaku peduli terhadap kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu tugas dari pada humas sekolah sebagai alat komunikasi eksternal antara lain:
1. Memfasilitasi kegiatan Komite Sekolah
2. Menjalin komunikasi dengan para orang tua siswa.
3. Menjalin hubungan dengan sekolah-sekolah yang lain.
4. Memperluas hubungan dengan sekolah-sekolah dalam rangka mempererat kerja sama antar sekolah.
5. Menjalin kerjasama dengan instansi/lembaga lain yang terkait dengan pendidikan.
6. Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan dinas-dinas terkait terutama lembaga struktural Dinas Pendidikan, baik Tingkat Kota maupun Propinsi.
7. Melakukan komunikasi secara berkala dengan lembaga-lembaga media massa, wartawan, dalam skala lokal dan nasional. Media yang dapat digunakan humas sebagai alat bantu komunikasi eksternal antara lain: jurnal eksternal, radio, televisi, literatur edukatif majalah, surat kabar, komunikasi lisan, pameran, seminar dan konferensi, sponsor.
Baik ke dalam maupun ke luar, humas memiliki fungsi yang sama; bagaimana membangun hubungan komunikasi dan persepsi positif kepada stakeholders pendidikan dari negatif menjadi positif. Semula dari sikap antipati menjadi simpati, sikap kecurigaan berubah penerimaan, dari masa bodoh bergeser pada minat dan dari sikap lalai menjadi pengertian.
b. Sebagai Alat Sosialisasi Program Sekolah
Humas di sini memiliki fungsi sebagai jembatan informasi kepada pihak-pihak terkait mengenai program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Sekolah sebagai produsen penghasil sumber daya manusia yang kompeten harus memiliki program-program yang bisa menghantarkan siswa-siswa seperti apa yang diharapkan bersama.
Peran dari pada humas sebagai alat sosialisasi adalah agar semua pihak mengetahui program apa saja dilaksanakan sekolah, kepada siapa kemudian humas mengkomunikasikan dari pada program-program sekolah, yaitu antara lain:
1. Kepada pihak yayasan, jika sekolah tersebut berada di bawah yayasan.
2. Kepada guru, karyawan, siswa sebagai masyarakat internal dari pada lembaga sekolah.
3. Kepada pihak-pihak yang terkait dengan sekolah tersebut, misalnya, komite sekolah, wali murid, pemerintah, perusahaan, dan stake holder terkait.
Hal ini sebagai bentuk perwujudan sekolah sebagai lembaga sosial yang ada di masyarakat dari dan untuk masyarakat, oleh karena itu wajib masyarakat mengetahui program-program apa saja yang dilaksanakan di lembaga sekolah karena ketika nanti sudah menyelesaikan pendidikan maka mereka akan kembali ke masyarakat.
Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang program-program dan problem-problem yang dihadapi, agar masyarakat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi sekolah.
Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang program-program dan problem-problem yang dihadapi, agar masyarakat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi sekolah.
Dari pemahaman dan pengertian ini dapat diharapkan adanya umpan balik yang sangat berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut dan diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program-program sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarkat.
c. Sebagai Alat Klarifikasi Sekolah
Hubungan humas pendidikan selanjutnya dengan sekolah adalah sebagai alat klarifikasi sekolah kepada khalayak pendidikan, atau stake holder terkait.hal ini bisa menjadi alat klarifikasi internal dan eksternal sekolah. Kegiatan humas di sini dimaksudkan untuk menciptakan suatu pengertian, sikap, dan tanggapan yang lebih baik dari masyarakat sekolah terhadap program, kebijakan, tata tertib sekolah. tujuan dari pada sistem ini adalah memberikan informasi yang sebenar-benarnya kepada khalayak internal sekolah.
Artinya bahwa, humas berupaya menciptakan sebuah suasana positif mengenai sekolah, ini dimaksudkan agar ada kepercayaan dari guru, karyawan dan murid-murid sehingga proses pendidikan bisa berjalan dengan baik. Karena humas senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenaraya, terlepas dari apakah fakta tersebut hitam, putih, atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Oleh karena itu sangat penting peran humas sebagai alat klarifikasi sekolah memberikan pemahaman-pemahaman yang benar terkait apa yang terjadi di lembaga sekolah.
Jadi bisa dikatakan ini adalah proses transfer dalam humas untuk menjadikan keberadaan lembaga sekolah yang sebelumnya negatif menjadi positif, yang sebelumnya masyarakat antipati menjadi simpati, yang dulunya ada kecurigaan menjadi penerimaan, masa bodoh menjadi minat, yang dulunya lalai menjadi pengertian.
d. Sebagai Alat Jejaring Sekolah
Jejaring adalah merupakan sebuah struktur wadah untuk mensinergikan potensi informasi, pengetahuan dan komunikasi antar pemangku kepentingan (stakeholder) dalam kerjasama yang memberikan manfaat kepada semua pihak. Adapun ciri-ciri Jejaring sekolah yaitu:
a. Adanya tujuan dan kepentingan dan kerja sama yang hampir mirip.
b. Adanya keinginan untuk berbagi sumber daya dan keahlian untuk menyelesaikan permasalahan bersama.
c. Adanya keinginan untuk saling menambah sesuatu yang saling bermanfaat
d. Adanya hubungan timbal balik
e. Adanya semangat untuk bekerja sama dengan lembaga sejawat atau organisasi lain sebagai partnership.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Pada lembaga pendidikan publik relations atau humas juga sangat dibutuhkan. Apalagi pada era global yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek kehidupan masyarakat. Humas berperan penting untuk membangun image positif terhadap lembaga pendidikan baik dalam era global maupun dalam era etonomi pendidikan. Selain itu humas juga harus mampu menciptakan dak menjaga hubungan yang harmonis baik secara internal maupun eksternal dalam lembaga pendidikan, serta humas juga harus mampu mengelola informasi kepada publik terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan – perubahan yang terjadi pada era global.
Disamping hal tersebut diatas humas dilingkungan pendidikan juga memiliki peranan yang sangat penting diantaranya sebagai alat komunikasi internal dan eksternal sekolah, sebagai alat sosialisasi program sekolah, sebagai alat klarifikasi sekolah, dan sebagai alat jejaring sekolah.
III.2 SARAN
Berdasarkan ulasan yang penulis sampaikan dalam laporan ini tentang masalah kehumasan di lingkungan pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ketintang Surabaya, ternyata masih banyak masalah kehumasan di lingkungan pendidikan yang menarik untuk diulas. Mengingat terbatasnya waktu yang penulis miliki, maka penulis berharap kepada pembaca laporan ini untuk melanjutkan ulasan tentang kehumasan yang lain karena pasti bermanfaat bagi banyak pihak.
DAFTAR PUSTAKA
http://morissan-publicrelations.blogspot.com/2008/12/definisi-dan-ruang-lingkup-humas.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.pukul 13.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.pukul 13.04 WIB
http://punyamaryaniuns.blogspot.com/2010/02/peran-humas-dalam-sebuah-institusi.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.pukul 13.12 WIB
http://smanpintar.blogspot.com/2011/07/memaksimalkan-fungsi-humas-dalam-dunia.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.pukul 13.14 WIB
http://rofiana.wordpress.com/2011/06/09/makalah-peran-humas-dalam-lembaga-pendidikan/. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.pukul 13.24 WIB
0 komentar:
Posting Komentar